Pondok Kecil

Hanya sebuah persinggahan yang selalu bersedia menampung saya saat suka dan duka. Hehe

(c) google
Sudah jelang tiga tahun saya duduk di bangku perkuliahan. Kalau dipikir-pikir, seharusnya untuk hal kecil saya sudah bisa melakukan diagnosa dengan baik, pemeriksaan yang baik, dan bahkan seharusnya juga sudah bisa memberikan terapi. Namun, saya tertegun saat seorang tutor menanyakan hal sederhana yang membuat wajah saya tertampar begitu keras. Cuma pertanyaan simple sebenarnya, namun tak bisa saya jawab.

Saat itu beliau menanyakan kemantapan kami dibidang farmakologi, yaitu pemahaman tentang obat. Beliau menanyakan "Obat apa yang sudah kalian kuasai secara keseluruhan?". Mendengar hal demikian, kami-khususnya saya-sontak mengernyitkan dahi. Maksud kakaknya apa? Dan, sepersekian detik kemudian mulai hening karena semuanya bingung. "Maksud saya, ada berapa jenis obat sederhana yang sudah kalian kuasai mulai dari jenis, dosis, sediaan, indikasi, kontra indikasi, farmakokinetik, dan farmakodinamiknya?", beliau menambahkan lagi keterangan karena kami hanya terpaku membisu. Namun, masih belum ada yang menjawab. Lalu beliau bertanya lagi, "Contoh obat yang paling sederhana dan sering digunakan misalnya Paracetamol, sudah taukan jenisnya?..", langsung kami jawab "antipiretik". "Ya, benar. Dan sudah taukah indikasi? kontra indikasi? sediannya apa saja? dimana obatnya bekerja, ..." dan bla bla panjang sekali pertanyaan kakak itu.

Saya hanya terdiam, berusaha memeras otak untuk menggali informasi yang ditanyakan tutor saya barusan. Sediaan paracetamol yang saya tau cuma tablet 500mg. Apakah ada yang lain? Efeknya antipiretik, bisa juga analgetik. Dan, kontra indikasinya saya tidak tau. Apalagi kalau ditanya bagaimana cara kerja dan lain-lain. Haduh, saya berasa tidak punya ilmu apa-apa. Ah, sungguh sangat minim sekali pengetahuan saya sebagai murid tahun tiga. Ditambah lagi dengan ejekan senior di saat saya chat "IPK 3 masa g tau hal begituan?". Nah lo, ini yang sangat menusuk banget.

Lalu dokter Fika, tutor saya tadi, menyarankan pada kami agar segera membuat sebuah buku kecil tentang obat-obatan yang umum digunakan. Beliau memotivasi saya dengan baik, dan saya akan melakukannya. Thanks kakak :)

Saat itu kami juga ditanya tentang standar kompetensi yang harus dikuasai, kapan harus merujuk, kapan pasien bisa dibalikkan lagi pada kita atau diserahkan sepenuhnya pada spesialis. Hmm, kalau yang satu ini saya dan teman-teman insyaAllah tau sedikit-sedikit. Namun, selama ini kami tak pernah berpatok belajar sesuatu sesuatu sesuai dengan batas kemampuan dokter umum. Terkadang dalam suatu penyakit, kami bahkan membahas penanganan yang bahkan sudah bukan kompetensi dokter umum lagi. Ya, kata kakaknya sangat bagus kalau kami juga mengetahui lebih jauh dan dalam. Tapi, tetap "jangan abaikan standar kompetensi".

Wah wah, sontak selesai tutorial, nyampe di kos langsung download standar kompetensi. Masih belum hafal sih arti tingkatan kemampuannya. Makanya, supaya inget terus, saya pajang di kamar.
Tingkat Kemampuan Dokter Umum
  • Tingkat I
    1. Kenali gejala, gambaran klinik.
    2. Tau bagaimana mendapatkan info lebih lanjut mengenai penyakit tersebut dan rujuk
    3. Tingkat satu ini OVERWIEW
  • Tingkat II
    1. Mampu mendiagnosis berdasar PF (Pemeriksaan Fisik) dan PP (Pemeriksaan Penunjuang, seperti : Pemeriksaan Laboratorium Sederhana, X-Ray, dll)
    2. Rujuk ke spesialis yang relevan
    3. Mampu tindak lanjuti sesudahnya
  • Tingkat III
    1. III A
      • Mampu mendiagnosis berdasar PF dan PP
      • Memberi terapi pendahuluan
      • Rujuk ( BUKAN GAWAT DARURAT)
    2. III B
      • Sama dengan III A
      • KASUS GAWAT DARURAT
  • Tingkat IV
    1. Mampu mendiagnosis dengan PF dan PP
    2. Mampu putuskan dan tangani sendiri hingga tuntas
Nah lo. Sekarang kan saya lagi Blok Respirasi, dan kemampuan awalnya ini banyak yang tingkat IV. Dan, inilah semangat saya untuk bangkit belajar, bukan hanya untuk 'lulus' dan dapat IPK 'baik', tapi saya harus BISA, PAHAM, MENGUASAI, ilmu-ilmu SESUAI STANDAR KOMPETENSI. Itu tekat saya. Dan terjawablah apa yang ditanya dokter Fika saat pertama kali kami berjumpa diruangan tutorial B5 tersebut. "Apa target kalian pada blok ini?"

Thanks to Allah for open my mind, thanks to dr. Fika for give me a spirit, n thanks for my lovely group-B10.
:)

 

Kalau ditanya apa kontribusi saya sebagai koor olahraga di asrama ketika SMA dulu, maka saya akan menjabarkan panjang lebar program kerja yang sudah terlaksana dari seksi olahraga tersebut satu-persatu. Dan itu akan memakan waktu yang lama dan tak cukup diungkapkan dalam satu judul saja. Jadi, kali ini saya cukup memilih salah satu rutinitas yang sering kami lakukan saja, yaitu marathon.

Nah, marathon di asrama itu dilakukan setelah melaksanakan shalat shubuh berjamaah dan tilawah Qur'an setiap Selasa, Jumat dan Minggu pagi. Biasanya sih saya sudah siap-siap lebih cepat dari semua teman-teman yang ada karena posisi saya yang sebagai koor. Tak mungkin kalau koor telat kan?

Jadi, setelah memberi aba-aba dengan beberapa kali teriakan, saya biasanya langsung ke luar asrama dan kami berbaris di jalan depan asrama yang kalau di pagi hari memang agak sepi. So, kami bebas melakukan pemanasan di tempat itu sebelum pergi berlari. Setelah pemanasan, barulah absensi saya cek satu-persatu, itu pesan pembina asrama loh. Dan, umumnya banyak yang ijin, apalagi yang satu angkatan dengan saya. Duh, alasannya macam-macamlah. Namun, saya harus adilkan? So, siapapun yang ijin tanpa alasan yang jelas, tetap akan saya beri skor. Hahahay.

Kegiatan marathon ini tak akan lengkap kalau tak ketemu anak 'astra'. Hihihi, semacam slogan penyemangat bagi para astri untuk berlari. Biasanya sih saya hubungi dulu koor astra agar kita berangkatnya barengan dan bisa ketemu di jalan walau hanya papasan. Namun, kami lebih sering ketemu tanpa direncanakan. Dan seperti biasa, kalau anak astra dan astri ketemu pas marathon, maka yang astra akan menyanyikan lagu yang dapat membuat para astri ke-GR-an. Hehe. Duh, pokoknya liriknya saya suka. Tapi sekarang udah lupa.

Untuk hari Selasa dan Jumat, biasanya lari cuma sebentar dan setelah itu langsung balik menuju asrama. Namun, khusus untuk hari minggu, kita semua berlari dari asrama dulu sampai tempat yang ditentukan, dan setelah itu bebas mau main kemana. Nah, untuk G13 sendiri punya rute favorit. Yaitu ke tempat yang dinamai 'rajang'.

Mau tau salah satu perjalanan kami menuju rajang? Cekidot! Hahay

Nah, sebelum ke rajang, ada beberapa jalan dulu yang harus ditempuh. Dan pada kesempatan tersebut, kami sempat foto-foto. Hehe. Biasa, anak astri.

Gambar 1 : ii (saya), Nora, Ires, Yuni. (atas dari kiri ke kanan)
Yani, Veni, Winda. (bawah dari kiri ke kanan)

Gambar di atas adalah jalur utama di kota kecil kami. Iya, tidak seperti kota-kota besar lainnya. Cukup sederhana dan yang paling saya rindu itu adalah keasrian dari udara khas pegunungannya. Huweee, pengen pulang.

Nah, ada satu lagi foto sebelum sampai di rajang.

Gambar 2 : Nora, Veni, Ires, Yani, Dina, ii (saya), Winda. (kiri ke kanan)
Dan, ini adalah foto di depan rajang. *Duh, kapan nyampe nya sih* haha.
Gambar 3 : Yuni, Ires, Nora, ii (saya), Winda, Veni
Daaaaan, berikutnya yang kami sebut 'rajang' itu adalah.......

Gambar 4 : Yani, Ires, Yuni, Nora, Winda, ii (saya) (depan ke belakang)
Hehehe, walau sebuah jembatan. Tapi pemandangannya bagus loh. Cek aja yang lain.
Gambar 5
Nih , foto diambil dari atas jembatan

Gambar 6 : di bawah jembatan.
Dan foto sungai di bawah jembatan
Gambar 7 : di sungai bawah jembatan
Dan sebelum mengakhiri perjalanan hari itu untuk balik ke asrama tercinta, kami sempat foto juga di halte. Hahay.
Gambar 8 : Halte
Sekian. Dan, kembali beraktifitas. Hehe.

 

17 November 2011

Kupikir kau tidak peduli lagi dengan keadaan guru kita tersebut. Buktinya, sedari tadi dirimu selalu beralasan yang membuatku kadang menaikkan sebelah alis mata. Aku mengerti dirimu yang tinggal lebih jauh dari kampus dibanding aku. Namun, pesan-pesan singkat dari mu yang seolah tak mau pergi barengan itu membuatku semakin .. Ah.

"i, putri langsung ke m.jamil ajo yo"

"i, dima kalian tunggu? putri nyusul k m.jamil aja"
Dan bla bla bla lainnya terulang beberapa kali menggetarkan ponselku. Ada perasaan mengganjal sih, tapi aku masih tak mengerti. Maka, akhirnya kami putuskan untuk berangkat dahulu ke rumah sakit menjenguk guru kita tersebut, itu yang kau mau kan?

Sampai di sana, sudah banyak cerita dan pertanyaan yang terlontar spontan dari bibirku yang selalu tak mau diam ini kepada sang guru. Namun, satu hal yang ku ingat, 'aku lupa memberitahumu nama ruangan guru kita itu!!'. Dan, seketika itu juga ku raih ponsel yang bersemayam hangat di dalam belaian tas ranselku. Ku telpon dirimu, tapi kau tak menjawab. Pikirku mulai negatif, mungkin kau masih belum berangkat. Lalu, kuputuskan untuk meninggalkan pesan saja yang menyebutkan nama ruangan tersebut. 

Tak selang beberapa lama, ponsel yang masih kugenggam itu bergetar lama oleh panggilanmu. Dengan menarik nafas dalam, seperseiak detik itu juga ku pikirkan kata-kata terbaikku saat telponmu ku angkat nanti. Maklum, mahasiswakan memang harus hemat, dalam masalah pulsa sekalipun.

Namun, apa yang kudapat. Diujung sambungan sana suaramu terisak pilu. Kau tau? Entah kenapa hatiku bergetar hebat dan tubuhku menjadi tak bergeming untuk beberapa saat. Kau berkata dirimu kecelakaan dan sekarang berada di IGD RSUP dr. M.Djamil, setelah itu kau menangis sambil memanggil namaku. Dan, telpon terputus...

Untuk sepersekian detik kemudian, aku hanya shock dan tertegun. Hatiku bergetar hebat sampai menggoyahkan tubuhku yang terasa rapuh itu. Sekilas aku membayangkan keadaanmu yang membuatku tak sanggup untuk berfikir jernih. Bagaimana keadaan mu? Apa kau baik-baik saja? Please, jangan katakan kau terluka parah karena aku tak sanggup melihatmu begitu.

Tak terasa, butiran suci itu sudah meleleh dipipiku, dengan suara bergetar hebat yang sudah tak kuasa kutahan lagi, aq meminta ijin untuk duluan pada bu guru agar segera bisa ke tempatmu secepatnya. Ingin mempercepat langkah ini agar melewati bangsal bedah menerobos keramaian menuju IGD. Tak kupedulikan lagi entah bagaimana rautku yang semakin keruh. Perlahan kukumpulkan kekuatan untuk bisa mendampingimu nanti. Semakin kucoba tegar, semakin mengalir deraslah airmata itu. Ya, aku memang sangat lemah. Namun satu hal yang kupikirkan, aku akan tetap berusaha tegar untuk selalu mendukungmu.

Sampai di sana, petugas langsung menyambut kami dan menunjukkan posisimu. Awalnya sempat terhentak kaku di dadaku, namun aku sadar kembali karena aku harus ada untukmu. Entah sadar atau tidak, tapi aku ingat sekali bahwa saat itu aku berlari tak karuan. Dan, ku temui kau terduduk sambil menunduk. Kutatap wajahmu dan berusaha mengeksplorasi keadaan. Kau bilang tak apa-apa, lega sedikit segera menjalar di benakku. Namun sikapmu yang langsung memelukku dan menangis dipundakku itu membuatku tak tahan lagi untuk tak menangis. Tapi tenang saja, aq tak akan lemah saat kau seperti ini. Aku akan kuat dan memberikan pundakku padamu.

Kau tau kenapa aku melakukannya? Bukan karena aku sok perhatian, bukan karena itu adalah kewajibanku sebagai sahabat. Tapi, aq kembali teringat masa-masa kelamku dulu. Saatku tak dapat menampung semua kegundahan yang menyerangku, kau selalu ada untuk memelukku. Memeluk tubuhku yang terisak ringkih. Mengusap punggungku yang haus akan belaian kasih sayang. Dan, tak lupa kau selalu hapus air mataku dengan tanganmu. Kau, seseorang yang aku dan dia panggil Mummy, tak bisa diremehkan. Love U Mum. Dan, masihkah aku akan berdiam diri pada orang yang begitu perhatian padaku? Tak akan. Dan aku berjanji akan melakukan hal yang sama, bahkan lebih sekalipun.

Detik berlalu, menit berlari dan jam pun berputar. Aku, kakak2, teman2, dan adik semua masih menemanimu di sana. Dan, sosok luar biasa satu lagi pun muncul memainkan perannya. Kiddy, itulah panggilan kita padanya. Kau ingatkan? Dia membuatku terpana saat mengurusi semua administrasi beserta masalah dengan keluarga ibu yang menabrakmu itu. Dia selalu membuatku terpukau dengan tanggung jawabnya. Dia selalu membuatku tersenyum dengan keriangan sifatnya. Dia yang selalu menebarkan aura positif dengan senyum manis khasnya. Dia, satu-satunya adik bukan biologis yang sangat aku sayangi. Love U Qed.

Akhirnya aku dapat mengambil hikmah dari kejadian yang menimpamu saat ini. Kita-aku, kau, dan dia-akan selalu bersama walau sekeras apapun keadaan datang untuk pisahkan kita. Dari dulu, sampai sekarang, kalian memang orang yang sulit bagiku untuk tak mengingat kebaikannya. Hehe

Mummy, Kiddy, n Babby adalah keluarga kecil kita. Love u all :-*

Aku(Babby), kau(Mummy), dan dia(Kiddy)
Dan beberapa kenangan lain 
Gambar 2 : Kiddy, menjelang foto generasi. 2009
Gambar 3 : Mummy, Babby, menjelang foto generasi 2009
Dan ini waktu kita PENSI (Pentas Seni di sekolah)
GAmbar 4 : aku, dan kau setelah kita manggung. Hahaha. 2008.
Gambar 5 : Aku dan dia saat habis manggung juga. Hehe
Hah!!, foto kita sejak kul g pernah ada loh. Ckckck. Aku berfikir, kapan kita kayak dulu lagi. Hehe. Walaupun cuma angan-angan ^,^)d

 

Puh!

Akhirnya album lama ini ketemu juga setelah saya membongkar tumpukan file yang sudah menggunung di folder-folder lepi yang tak beraturan tersebut. Hahay.

pada pandangan pertama, tertegun...
kedipan pertama , tak bergeming...
kedipan selanjutnya, alis terangkat...
kedipan selanjutnya lagi, ada sesuatu yang menggelitik perut saya
dan...

KYAAAAAAAAAAAAAAAAAA

culun abieeezzzzz!!!!! >,<

Sungguh!! Ingin rasanya saya menumpahkan gelegakan perut ini saat melihat wajah-wajah yang terpajang di lembar tersebut. Ckckck, sangat jauh berbeda dari sekarang. Coba saja perhatikan, betapa polosnya tampang-tampang tak berdosa yang tengah berbahagia saat diberi kebebasan sebentar untuk keluar dari penjara suci mereka tersebut. Betapa sumringahnya lontaran senyum yang ditebarkannya ke persada dunia ini saat mengetahui mereka sudah tak dibawah ancaman 'itu' lagi. Hmm. Masih lugu, belum ternoda.

Nah, jadi kali ini saya mau memperkenalkan keluarga kedua saya setelah keluarga di rumah. Sebuah keluarga luar biasa yang sangat saya sayangi dan rasanya sulit untuk tak mengingatnya. Keluarga yang ada saat kau sedih, dan ikut bahagia merayakan kegembiraanmu. Subhanallaah. Baru kali ini ada sosok yang luar biasa seperti kalian, G13 tercinta ku......

Dahulu kala, tepat tahun 2006, kami bersama-sama divonis tinggal di dua atap berbeda oleh pihak sekolah. Satu atap untuk putra, satu atap untuk putri. Ya, saya dan teman-teman saat itu mengenyam pendidikan di sekolah dimana murid kelas unggulnya diasramakan. Jadi, pada tahun itu, kami resmi masuk menjadi keluarga siswa Kelas Unggul SMAN 1 Lubuksikaping. Sebuah sekolah yang tidak bisa dipandang remeh oleh orang lain. Hehe.

Ternyata, posisi kami di keluarga tersebut adalah sebagai Generasi ke 13.

Eitzz, jangan berfikir yang macam-macam dulu. Hilangkan semua praduga sok tau manusia-manusia yang berusaha mencoreng ciptaan tersebut dengan melabelinya sebagai 'angka kesialan'. Salah besar! Sangat salah sekali pemikiran kolot seperti itu karena dengan angka tersebut saya akhirnya bisa menemukan persahabatan sesungguhnya dari anak manusia yang punya keberagaman watak.

Baiklah, saya perkenalkan personil-personil yang luar biasa itu.
  1. Astra (Asrama Putra)
    Gambar 1 : Astra in  Caroline Beach
    Andri, Deni, Romi, Yuhda, Dicky, Mahdi, Beni (baris atas kiri ke kanan)
    Roery, Gusra, Izal, Wengky (baris bawah kiri ke kanan)
    Jadi, sebenarnya personil astra itu ada 19 orang. Namun, ini cuma ada 11 orang. Yang lain entah kemana sewaktu foto ini di ambil. Hahaha.
  2. Astri (Asrama Putri)
    Gambar 2 : Astri in Caroline Beach
    Ires, Yuni, Ima, Yani, ii (Saya), Nora, Vivo, Veni (barisan atas kiri ke kanan)
    Lisya, Ridha, Putri, Novi, Fani, Dina, Widya, Winda (barisan bawah kiri ke kanan)
    Dan, begitu pula dengan astri, cuma ada 16 orang, padahal kami semua 17 orang.
 Nah, sudah tau kenapa dari awal saya tertawa melihat foto inikan?

Yap! Wajah-wajahnya ituloh yang bikin gag tahan. Hahaha. Masih polos dan lugu banget. Soalnya, foto ini diambil saat kami masih menapakkan jejak di kelas 1, tepatnya tanggal 2 Februari 2007 (kalo tidak salah) di Pantai Karolin dalam rangka studi penelitian hewan laut. Keren dan sangat berkesan lah pokoknya.

Bercerita sedikit mengenai kisah dalam lembaran tersebut.

Jadi, Kami ke pantai Karoline itu dalam rangka meneliti hewan laut, judul awalnya memang begitu. Tapi menurut penilaian saya sih lebih berat ke 'jalan-jalannya'. Haha. Nah, Pantai Karolin ini kan berada di kota Padang, sedangkan kami tinggal di Kabupaten Pasaman. So, berhubung posisinya sangat jauh dari tempat tinggal kami yang berada di daerah perbukitan tersebut, maka kami ke sana berangkat dengan terlebih dahulu ngumpul di sekolah pada pukul 2 dini hari. Kelas lain, yang tidak berasrama, diantar oleh orang tuanya masing-masing. Sedangkan kami, tak tau bagaimana cara pergi ke sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari Asrama Putri tersebut. Namun, saat itulah peranan Astra dipertanyakan. Dan taukah kalian? Astra menjemput kami loh. Ihiiy, So sweet. Saat itu juga, untuk kesekian kalinya saya mendecakkan kagum pada sosok mereka. Dengan berjalan di depan dan dibelakang kami, kita semua berangkat menuju sekolah . Keren!!

Love U Astra
And  Love U too, my special Astri

 

Bismillaahirrohmaanirrohiim...

Ini bukan untuk belajar EKG dari awal sih, tapi saya cuma ingin share tentang point penilaian Skill Lab yang saya pelajari pada beberapa hari yang lalu. Hehe, cekidot.

Jadi, sebelum kita melakukan pemeriksaan apapun terhadap pasien, jangan lupakan satu hal penting yang paling sering terabaikan, yaitu minta ijin. Nah, kalau saya dan teman-teman sih lebih akrab menyapanya sebagai Inform Consent. Hal tersebut mudah kok, kita dapat melakukannya secara lisan maupun tulisan. Tapi, kalau EKG sih saya rasa cukup lisan saja. Hehe.

Langkah-langkah pemasangan EKG

  1. Posisikan pasien terlentang dengan dada terbuka.
  2. Bersihkan daerah pemasangan elektroda dengan alkohol(desinfektan) dan kemudian dioles jeli (konduktor).
  3. Pasang elektroda pada ektremitas dan dada.
    Ektremitas
    • Warna merah dipasang di tangan kanan
    • Warna kuning dipasang di tangan kiri
    • Warna hitam dipasang di kaki kanan
    • Warna hijau dipasang di kaki kiri
    Dada
    • V1 = dipasang pada linea parasternalis dextra di RIC 4
    • V2 = pasang pada linea parasternalis sinistra di RIC 4
    • V3 = pasang pada pertengahan V2 dan V4
    • V4 = pasang di 1 jari medial linea midklavicula sinistra setinggi RIC 5
    • V5 = pasang di linea anterior Axilla sejajar V4
    • V6 = pasang di linea medial axilla sejajar V4
  4. Rekam EKG dengan sensitifitas 1 (biasanya) secara :
    • manual
    • auto
  5. Setelah dapat gambaran, jangan lupa bersihkan tubuh pasien dari jeli serta bersihkan alat EKG nya juga. Hehe.
  6. Next step is interpretasiiiii (waktu yang paling asyiiiik) \(^,^)/
    • Irama jantung : sinus/ bukan sinus
      Sinus = gelombang P diikuti oleh komplek QRS dan selanjutnya gelombang T.
      Bukan sinus = Salah satu antara gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T tidak ada.
      Gambar 1 : Sinus Rhythm
    • HR (heart rate)
      HR ditentukan dengan rumus tergantung iramanya
      1. Irama Sinus
        • 1500 dibagi dengan jumlah kotak kecil antara puncak R ke R di lead II
        • atau, 300 dibagi dengan jumlah kotak sedang antara puncak R ke R di lead II
      2. Irama Bukan Sinus
        • Buat lead II sepanjang 6 kotak besar, hitung jumlah komples QRS yang ada, lalu jumlahnya dikali 10.
    • Aksis
      1. Resultan Q dan R di lead I. Letakkan koordinatnya di segitiga Eitnhoven
      2. Resultan R dan S di lead AVF. Letakkan koordinatnya di segitiga Einthoven
        Gambar 2 : Resultan Q dan R posisikan di Lead I. Resultan R dan S posisikan di lead aVF
      3. Lihat, ke arah mana resultan tersebut.
        Gambar 3 : Perhatikan arah resultan
      4. Jika resultannya masih berada di antara asiran dalam lingkaran di atas, maka dikatakan aksisnya normal. Namun, bila :
        • ada deviasi ke arah > - 30` , disebut LAD (Left Axis Defiation)
        • ada deviasi ke arah > +120`, disebut RAD (Right Axis Defiation)
    • Gelombang P
      Normalnya :
      1. Tinggi tak lebih dari 0.3 mV (3 kotak kecil)
      2. Lebar tak lebih dari 0.12 s (3 kotak kecil)
      3. Positif, kecuali di aVR
      4. Setengah gelombang  pertama merupakan depolarisasi atrium kanan, dan setengah gelombang kedua adalah depolarisasi atrium kiri.
      5. Gelombangnya simetris
      Patologi bila:
      1. Tinggi gel P > 0.3 mV = P pulmonal atau disebut RAH (Right atrium Hipertropi)
      2. Lebar gel P > 0.12 s = P mitral atau disebut LAH (Left Atrium Hipertropi)
      Gambar 4 : EKG
    • PR interval
              Normalnya : 0.12-0.2 s (3-5 kotak kecil)
              Bila ada pemanjangan : Block di AV node ==> Bradikardi
    • Gelombang Q
      Normalnya :
      1. Defleksi ke bawah pertama
      2. Lebar < 0.04 s
      3. Tinggi < 0.1 mV
      Patologi bila
      1. Panjang Q > 1/3 R
      2. ada QS pattern = gelombang R tidak ada.
        Gambar 5 : QS pattern (tidak ada gelombang R)
      Q patologi bila sudah terjadi old MCI atau infark yang sudah lama, atau > 12 jam.
    • QRS interval
            Normalnya < 0.12 s (3 kotak kecil)
            Bila terjadi pemanjangan = Bundle Branch Block (LBBB/RBBB)
    • Tentukan RVH atau LVH
      1. RVH
                RVH = R/S di lead V1  > 1
                RVH = S/R di lead V6 > 1
      2. LVH
                LVH = S di V1 (atau V2) + R di V5 (atau V6) > 35
    • ST segmen
      Normalnya :
      1. isoelektrik, berupa garis lurus
      2. Tapi di daerah precordial (V1-V6) dapat :
        • naik 2 mm
        • turun 0.05 mm
      Patologi bila :
      1. ST depresi = iskemik
      2. ST elevasi = akut MCI
      NB:
      1. Bila terlihat ST depresi atau N-STEMI, maka jangan hilangkan kemungkinan infark dahulu, cek laboratorium untuk memastikan: enzim jantung (troponin T)
      2. Bila gel Q patologi belum ditemukan, berarti masih berada dalam gold period untuk menyelamatkan jantung agar tidak infark. (< 12 jam)
    • Gelombang T
      Normalnya :
      • Sama besar dengan P baik tinggi maupun lebar.
      • Positif di lead I, II, V3-V6
      • Negatif di aVR
      Patologi bila :
      • T flat
      • T inverted (ischemic)
    • Tambahan :
      Bila ditemukan kelainan di satu tempat saja, tidak bermakna. Bila di temukan di beberapa tempat, dapat ditentukan bagian jantung mana yang infark :
      1. inferior = lead II, III, aVF
      2. anteroseptal = lead V1-V4
      3. anterior = lead V3, V4
      4. lateral = lead I, aVL, V5-V6
      5. lateral tinggi =lead I, aVL, V5-V6
      6. posterior = lead V1-V3

 

Baralek Da Andi

Author: ni

Saya dan keluarga cukup sering kumpul bersama-sama, dahulu. Namun, dalam hal pengabadiannya yang kali ini menggunakan lensa ajaib itu, bisa dikatakan sangat jarang atau nyaris tak pernah ada-setahu saya sih. Dan, satu-satunya foto sekeluarga yang lengkap itu diambil pas uda 'baralek' alias pesta pernikahan ala minang. Ya, tepat 11 April 2011 di rumah kami, Lubuksikaping, Pasaman.

TARAAAAA.....
   
Gambar : Ibu, Roni (adek), Deni (uda), Andi (uda), Mila (Uni ipar), saya, Ayah (kiri ke kanan). 11-04-11
Alhamdulillah akhirnya ada juga foto bersama ini. Hihi. Dan bonus ada uni ipar juga ^,^)d

Nah, jadi saya mau cerita-cerita sedikit nih mengenai keluarga tercinta.

Jadi, keluarga kecil kami itu terdiri dari sepasang orang tua dengan empat anak. Tinggal satu atap di sebuah rumah yang berada di Lubusikaping, sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh perbukitan. Dulunya sih sempat ada 'Uan' (adik laki-laki dari orang tuanya ibu). Namun beliau wafat saat saya masih berada dibangku SMA.

Ibu dan Ayah, merupakan orang yang sangat kami hormati. Saya salut dengan pendidikan yang beliau berikan kepada kami, beda dengan orang tua kebanyakan yang saya lihat di daerah saya. Mereka tidak mau marah, tapi berhasil membuat kami menyesali kesalahan. Mereka tidak pernah melakukan kekerasan fisik sekecil apapun, tapi berhasil membuat kami terpukul dengan kesadaran atas kesalahan yang telah kami perbuat. Mereka tak pernah ... Ah, sungguh. Mereka selalu mendidik untuk menyadari dan menuntut perubahan, bukan hanya kesal tak tentu arah kepada kami. Beliau berdua adalah orang tua terbaik yang pernah saya miliki.

Jadi, pada tanggal 12 Juni 1985, orang tua saya memperoleh buah hati pertama yang diberi nama Murdani setelah hampir setahun pernikahan mereka. Kelahiran anak sulung tersebut pastilah disambut dengan suka cita, terutama Uan. Jadi, saat Ayah dan Ibu pergi bekerja, Uan lah yang selalu meluangkan waktunya untuk merawat Da Deden (panggilan sayang saya). Ehem, jika ada yang jeli memperhatikan, pastilah sadar kalau nama Uda saya ini diambil dari nama seorang militer dan intelijen sejati, Leonardus B. Moerdani. Beliau adalah satu diantara sederetan pahlawan Indonesia. Dan, entah nasib apa yang membaluti Uda, sampai-sampai dia juga menjadi seorang militer. Hehe.

Next, 1 tahun lebih 2 bulan kemudian, datanglah seorang buah hati lagi sebagai pelengkap rumah tangga Ayah dan Ibu saya. Tepat tanggal 6 Agustus 1986, anak laki-laki yang bernama lengkap Mulyandri tersebut mulai merasakan hangatnya dekapan dunia. Namun, Da Andi ini beda sedikit dengan Da Deden dalam pengasuhan karena dia lebih banyak tinggal di tempat 'etek' (adik Ayah) saat orang tua saya bekerja. Tek Dah-begitu kami memanggilnya-itu tinggal cukup jauh dari rumah. Jadi sebelum berangkat bekerja, Ayah pergi mengantar ke sana terlebih dahulu. Ckckck, lumayan merepotkan juga. Hehe, tapi begitulah. Dan, Uda saya yang ke dua ini lah yang menikah pada foto tersebut. Tiba-tiba saya mulai berfikir, ternyata benar juga kata orang, 'jodoh itu tak tau kapan datangnya'. Buktinya, Da Andi lebih dahulu menikah dari pada Da Deden. Hmm, tetap semangat ya Uda. Semoga secepatnya nyusul Da Andi. Aaamiiin.

Nah, yang berikutnya adalah saya sendiri. Setelah 4 tahun merawat kedua Uda saya, Ibu akhirnya punya anak perempuan juga pada tanggal 12 Desember 1990. Sangat bahagia tentunya, karena saya adalah anak perempuan satu-satunya. Sihiiiy!!! Hehe. Namun tidak juga kok, orang tua saya itu 'adil', semua anak diperlakukan sama sesuai dengan keadaan mereka masing-masing. Kalau masalah asuhan, saya sendiri sih dirawat oleh Uan juga, sama dengan Da Deden. Di rumah, kami berdua sedikit diberi perhatian lebih oleh beliau. Sampai-sampai, saat Uan sakit keras, beliau selalu memanggil nama kami berdua. Luluh hati saya saat itu dan tak tahan lagi tetesan bening tersebut mulai membanjiri kelopak mata saya tanpa ampun. Namun, sayangnya kami tak bisa mendampingin beliau saat menghembuskan nafas terakhir karena Uda sedang dinas di luar kota dan saya sedang berada di asrama. Sangat kehilangan sekali tentunya. Dulu, Uan berharap saya jadi dokter, namun karena hal tersebut terlalu muluk bagi 'keluarga kami', maka beliau menyarankan saya jadi guru (cita-cita saya loh). Dan, saat saya sudah berhasil kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Uan sudah tak ada. Rasanya ingin saya memeluk beliau erat sambil mengatakan "Uan, akhirnya ii akan jadi dokter!!!". Namun, kata-kata itu tak pernah terucapkan secara nyata, hanya bisa diutarakan berupa jeritan tertahan dalam hati saja saat saya mengunjungi Uan di tempat peristirahtannya. Uan, I miss U so much.

Dan, yang terakhir adalah adik saya yang termanis, Roni Putra. Dia lahir 20 Januari 1993, tepat sebulan setelah saya merayakan ulang tahun yang ke tiga. Dia adalah teman sepermainan saya. Iya, saya lebih dekat dengan adik dari pada Uda, mungkin karena faktor umur juga. Jadi, saat Iyon (panggilan sayang saya pada dia) kecil, dia diasuh oleh Mak Uwo (kakak sepupu ibu). Dan beberapa tahun belakangan, saya juga bersama dia diasuh oleh Mak Uwo. Setahu saya, Iyon itu anaknya sangat periang dan menjadi primadona kelas. Namun, entah kenapa, sejak saya masuk asrama dan meninggalkan rumah, dia berubah drastsi. Lebih suka mengautiskan diri dengan game, dan prestasi belajarnya pun sangat jauh menurun. Ah, adikku sayang adikku malang. Namun, saya dan keluarga tak boleh membiarkan dia 'terlarut' seperti itu. Dan dengan usaha apapun, kami selalu memberi dukungan pada dia. Semoga dengan posisinya sebagai mahasiswa di perguruan tinggi itu lebih membuat matanya terbuka agar bersemangat meraih masa depan gemilang. Wish U luck, my bro.

Dan, tau tidak kalaupun kami berempat dilahirkan pada bulan dan tanggal yang berbeda. Namun, hari lahir kami bersama itu adalah hari Rabu. Dan setiap Rabu saya selalu senang untuk berkata "Happy birthday, my bro. Miss U all. :-*

 


Manusia punya jalan hidup masing-masing. Dan hal itu adalah hal terbaik menurut Allah yang seharusnya mereka tempuh. Baik itu berupa kegembiraan maupun hal yang paling menyakitkan sekalipun adalah merupakan ukiran jalan hidup terbaik yang memang sudah sepantasnya diterima setiap individu.

Banyak sekali hal menarik yang saya terima setelah hampir 21 tahun menapakkan kaki di dunia ini. Dan, salah satu yang ingin saya bagikan kali ini adalah memori terindah saat menjalani hidup di 'penjara suci itu', my sweet dorm bersama sosok luar biasa lainnya.

Hmm, kira-kira sudah terhitung kurang lebih 2,5 tahun pasca berpisah secara resmi dengan Generasi 13 SMAN 1 Lubuksikaping. Tiba-tiba saya tertarik untuk membuka kembali lembar demi lembar untaian kisah yang dahulu pernah kami jalani bersama. Dan saya ingin berbagi di blok ini dengan harapan bahwa someday, salah satu, atau bahkan semua anak-anak SFG juga membacanya :)


Salah satu kenangan itu adalah saat jalan-jalan ke ladang Buk Yet.
Gambar : Beben, ii(saya), ridha, ima, agus, vivo, roery, yuni, dicky, ari (kiri ke kanan). 2007

Hahaha, Ini waktu kita kelas 2 SMA loh. Ceritanya, kami sekelas di ajak Buk Yet yang waktu itu merupakan wali kelas XI IPA 1 untuk main-main ke ladang beliau. Ladang tersebut terletak di atas bukit dan jalan menuju ke sana dipenuhi dengan pendakian demi pendakian. Serius, awalnya saya pikir hanya ladang biasa loh. Fuuhhh!!! Nah, jadi pada awalnya saya pergi dengan 35 orang astra astri lainnya. Namun, berhubung terdapat seleksi alam yang sangat keras pada bagian mendaki ini karena stamina setiap orang itu berbeda-beda, maka berlakulah hukum rimba,  “yang kuatlah yang sampai duluan”.Ckckck.
Dan, yang disaksikan dalam foto di atas adalah sepuluh orang terhebat dalam barisan. Hohoho, saya termasuk salah satu di antara orang-orang yang terpilih itu tentunya. Eitzz, jangan protes. Memang itulah kodrat sebenarnya yang harus terjadi. Malu kan kalau koor 'sekor' (baca : seksi olahraga) jalannya kayak siput. Dan, saya tak mau pamor saya jadi turun hanya gegara masalah posisi ini. So, walaupun bersusah payah dan terkadang langkahpun sudah terasa sangat berat menopang tubuh yang lumayan berat juga, saya harus tetap berdiri tegak dengan lagak sok kuat (padahal dalam hati sudah nyaris nangis. "Ibuuuuu, ii latiah", translate : "Ibuuu, ii capek" ). Rasain!!
Tapi moment ini g berlangsung lama, karena ibu langsung suruh saya pulang saat tau saya pergi mendaki bukit. Saya panik waktu itu, memang tidak ijin sih pergi, biasanya juga tidak ijin karena saya berangkat dari asrama. Eh, g taunya ibu tidak suka saya jalan-jalan seperti ini. Jadilah saya disuruh pulang seketika itu juga sampai ditawarin untuk menjemput. Tapi, saya tak mau merepotkan beliau. Jadilah saya pulang di antar Beben-pakai motor-menuruni bukit tersebut.
Tragis emank. Walau dengan berat hati meninggalkan teman-teman, saya tetap langsung pulang. Bukan ke asrama, tapi ke rumah (disuruh ibu). Awalnya agak mendongkol (maafkan ii, Bu). Tapi cepat-cepat saya berfikir jernih dan menangkap niat positif beliau. Jalan-jalan, ke hutan, cuma bersama teman-teman, rasanya sudah diluar kodrat sih. Dan sudah sepantasnya seorang ibu yang punya anak perempuan melakukan tindakan tegas dengan melarangnya. Ya, my mother always care more than I realize. Tapi saya senang pernah mendaki bersama. Itu adalah kali pertama saya pergi seperti itu, dan sampai sekarang tidak pernah lagi karena saya tak mau melanggar perintah orang tua. Hehe, walaupun julukan 'anak ibu' dan sebagainya disematkan pada saya oleh teman-teman, tapi saya bangga punya ibu seperti ibu saya.
 Love U Mom

 

I. Sirkulasi Fetal




II. Sirkulasi Dewasa





Beda Sirkulasi fetal dengan dewasa :


Beda Sirkulasi Fetal dan Dewasa
  1. Anatomi
    • Arteri Umbilikalis = Pemb. darah yang mengalirkan darah dari sirkulasi fetus menuju placenta
           saat dewasa berubah menjadi Ligamentum Umbilikal Medial
    • Vena Umbilikalis = Pemb. darah yang mengalirkan darah dari placenta ke sirkulasi fetus
           saat dewasa berubah menjadi Ligamentum Teres
    • Duktus Venosus = Pemb. darah yang menghubungkan V. Umbilikus dengan V. Cava Inferior
           saat dewasa berubah menjadi Ligamentum Venosum
    • Foramen Ovale = Shunt antara atrium kanan dan kiri
           saat dewasa berubah menjadi Fossa Ovalis
    • Duktus Arteriosus = Shunt antara Arteri Pulmonalis dengan Aorta
           saat dewasa berubah menjadi Ligamentum Arteriosum
  2. Fisiologi
    • Pada Fetus, fungsi beberapa organ yang pada dewasa digunakan maksimal diambil alih oleh placenta, cth : jantung, paru-paru, dan ginjal.
    • Saturasi O2
      • Pada dewasa = 98 %
             Saturasinya tinggi karena perbedaan tekanan alveolus dengan atmosfer luar sangat jauh sehingga lebih memudahkan difusi O2 dan CO2
      • Pada placenta = 60 %
             Saturasi rendah karena beda tekanan antar kapiler di placenta sangat rendah/hampir sama sehingga pertukaran O2 lambat. Namun, hal ini dikompensasi dengan :
         - Peningkatan denyut atau pemompaan jantung
         - Eritrosit fetus lebih aktif mengikat O2 dari pada dewasa.
Pada New Born Baby
  1. Foramen Ovale
    akan menutup spontan saat bayi sudah tidak menggunakan darah dari placenta lagi. Paru mulai mengembang dan jantung akan berfungsi sebagaimana mestinya. Tekanan atrium kiri akan meningkat dan lebih tinggi dari atrium kanan, sehingga septum primum akan menempel pada septum sekundum dan kedua septum interatrial tersebut akan bersatu.
  2. Empat lainnya
    butuh proses untuk menutup. Kira-kira beberapa jam sampai beberapa hari setelah kelahiran seiring berfungsi maksimal organ-organ lain dan dinonfungsikannya organ ini.
    • Duktus Arteriosus, menutup beberapa jam setelah kelahiran dan sempurna setelah 2-3 minggu disebabkan:
      • atropi karena tidak digunakan lagi
      • adanya inhibisi enzim siklooksigenase yang dihasilkan new born baby
      Biasanya fetus menghasilkan prostaglandin (vasodilatator) untuk mengatasi hipoksia fisiologis dalam uterus yang menyebabkan Duktus Arteriosus selalu dilatasi. Saat lahir, bayi menghasilkan inhibisi yang menghambat enzim siklooksigenase(vasodilatator) pada prostaglandin tersebut.

 

Ehem, sebelum masuk dalam nuansa minang nan "rancak bana", saya mau ceritain fakta dulu yak. Cekidot==>>>

Kalau ada anak muda zaman sekarang yang menyukai lagu daerah-dalam kasus ini lagu minang-pasti langsung dicerca "Sukanya koq lagu orang tua sih!!!" atau pernah juga dituding "Walah, kagak gaul yak!!!", atau "Udah g jaman lagi tuh lagu nenek moyang!!!", dan sebagainya. Eitz, itu saya bukan ngomongin orang lain, pengalaman pribadi loh!

Nah jadi gini, dulu sih saya emank merupakan salah satu dari personil anak muda anti lagu 'jadul'. Namun, setelah melewati beberapa tempaan yang mengguncangkan jiwa serta dipaksa keadaan untuk mendengarkan kembali dan meresapi semua yang ada pada lagu-lagu tersebut, maka seketika itu juga darah anak bangsa saya mengalir deras. Perasaan itu membuncah tinggi tak terbendung lagi. At last, jadilah saya menyukainya. Hahaha.

Berbasic kemampuan menyanyi dan memainkan alat musik yang saya miliki, saya mencoba-coba dan akhirnya merasakan ada yang beda dalam musik minang. Huah!! Sangat menggugah saya rasa. Cocok dan masuk banget dengan masa-masa galau jaman SMA. Hahay!! Beneran deh, musiknya yang mendayu-dayu dengan syahdu dihiasi alunan syair yang mengharu, mampu memantrai semua pendengar (ini khusus yang ngerti bahasa minang aja yak).

Nih, saya kasih unjuk salah satu contoh lagu yang saya sukai (Ahay!!)



Maulang Sayang 
by ADILLA
Cipt.Ridwan Idma

dulu kasiah barasiokan
guruah di hati hanyo bagumam sajo
tapi kini samo-samo manyatokan cinto
raso ka babaliak ka maso nan lalu

tadayo hati mambayangkan
bakawan dulu cinto alah di pandam
tadayo muluik denai baliak manjanjikan
kito ka batamu di ujuang jalan

rindu denai manuai galak
ingin denai maurai tangih
salah denai harok batamu
walau uda lah baduo

dulu hati dipamainkan
kini hati mampamainkan
lamo denai mancari jawek
lah batamu hilang pulo

nan denai rusuahkan
sarupo simalakamo
manyasa batamu
namun sakik kahilangan

dulu hati dipamainkan
kini hati mampamainkan
lamo denai mancari jawek
lah batamu hilang pulo

nan denai angankan
kito ka biaso sajo
nan denai rusuahkan
bakawan ka maulang sayang

Huftt!!! Tuh kan, belum apa-apa udah galau lagi, #eaaaa. Inti ceritanya gini. Ehem, boleh donk ceritain dikit. "Jadi, saat temenan, rasa cinta itu udah ada. Namun, dirahasiakan. Tapi kini, saat sama2 mengungkapkan cinta, waktunya udah g tepat lagi karena 'dia' sudah ada yang punya. Jadi, hanya dapat berharap kalau kita harus bersikap biasa saja karena kalau berteman lagi, takut sayang itu akan muncul kembali".

*ngena!!*

*......*

*g sanggup berkata-kata*

 

Opening

Author: ni

Bismillaahirrohmaanirrohiim :)

Hufft, akhirnya blog ini kebikin juga setelah perjuangan yang lumayan berat (baca: baru belajar nge-blog).

Dengan bantuan 'upa' yang sepertinya berusaha bersabar menghadapi semua keluhan saya, persinggahan baru yang berjudul "Pondok Kecil" milik saya ini akhirnya resmi terbentuk pada hari minggu, 23 Oktober 2011 tepat pukul 12: 00.

Iya, iya. Kalau ditilik lagi dari segi waktu pembuatannya, pasti akan banyak protes dan pertanyaan yang bermunculan, terutama dari keluarga, sodara, bahkan teman saya. Pasalnya, sekarang saya tengah mengupayakan penyelesaian sesuatu yang cukup menguras sebagian besar sisa kebebasan dalam hidup saya, atau yang di kalangan para mahasiswa lebih populer disapa "Skripsi".

Baiklah, kenapa saya tertarik membuat blog? Hmm, kalo ditanya seperti ini, akan banyak sekali alasan yang sudah mau melompat berdesakan di dalam otak saya. Tapi, dari sekian banyak alasan-alasan tersebut, ada satu yang membuat saya merasa tertantang, yaitu "Saya Belum Punya BLOG"

Ok, jika anda mau tertawa silahkan. Memang itu adalah alasan klasik yang paling simple untuk diajukan. Namun, bila ada yang mau menela'ah lebih dalam lagi maksudnya, maka akan bermunculanlah beribu alasan luar biasa lainnya.

Dengan punya BLOG, saya dapat menjejakkan langkah saya
Dengan punya BLOG, saya dapat berbagi dengan yang lain
Dengan punya BLOG, saya mendeklarasikan diri sebagai manusia yang tidak gaptek
Dengan punya BLOG, saya membuktikan kalau saya juga bisa  bikin BLOG
Dengan punya BLOG, saya dapat..... dapat .... dapat... dan dapat .....

Pokoknya banyak sekali alasan yang mengilhami pembuatan blog.

Nah, kalo ditanya kenapa tidak dari dahulu saja saya bikin blog nya? Saya akan dengan senang mengatakan bahwa "beberapa blog sahabatlah yang membuat saya ingin punya blog juga". Blog mereka luar biasa dan bermanfaat sekali. Akhirnya saya berfikir, walaupun tidak terlalu berguna, yang penting saya ingin mencoba berbagi. Now, it's time for share everything \(^,^)/

Keep Posting!!!

 

Ngobrol Yuk :)